MINYAK KAYU PUTIH
DEFINISI
Minyak kayu putih (cajuput oil,
oleum-melaleuca-cajeputi, atau oleum cajeputi) dihasilkan dari hasil Penyulingan
Daun dan ranting Kayu putih (M. leucadendra). Minyak atsiri ini dipakai sebagai minyak pengobatan, dapat dikonsumsi
per oral (diminum) atau, lebih umum, dibalurkan ke bagian tubuh. Khasiatnya
adalah sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut kembung.
Minyak ini mengandung terutama
Eukaliptol (1,8-cineol) (komponen paling banyak, sekitar
60%), α- Terpineol dan Ester Asetat, α- Pinen, dan Limonen.
Minyak kayu putih banyak menjadi komponen
dalam berbagai salep dan campuran minyak penghangat.
Salep macan dan Minyak telon diketahui menggunakan minyak kayu putih
sebagai penyusunnya
ASAL USUL
Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra Sinonim
M. leucadendron) merupakan Pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang
dimanfaatkan sebagai sumber Minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya di Penyulinga dengan Air) terutama dari Daun dan Ranting. Namanya diambil dari warna Batang
yang memang putih.
Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di
Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara, namun demikian dapat pula
diusahakan di daerah-daerah lain yang memiliki Musim kemarau yang jelas.
Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari
yang panas orang yang berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari
jarak yang cukup jauh.
Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat
diusahakan dalam bentuk hutan usaha (Agroforestri).
Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk
memproduksinya. Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa dipakai
sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (seperti Minyak telon) atau campuran Parfum serta
produk rumah tangga lain
Gambar 1. Klasifikasi
Kayu Putih
Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus,
tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini
dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat
pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di
tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 10-20 m, kulit batangnya
berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang
terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan
percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit,
bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset,
panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata,
tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai
hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih.
Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota
warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan.
Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua.
Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai
obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih.
Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius
membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil.
Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih.
Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang
disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai
kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.
Nama lokal :
Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang,; Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono (Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).
PEMBUATAN
Minyak kayu putih didapatkan dari hasil
penyulingan daun kayu putih. Kandungan utama minyak kayu
putih adalah sineol (cineole). Semakin
besar kadar sineolnya, kualitas minyak kayu putih semakin tinggi. Selain
itu daun kayu putih juga mengandung
komponen lain, seperti: terpineol benzaldehyde,
dipentene, limonene dan pinene
Proses ekstraksi minyak
kayu putih dari daun tanaman ini
dilakukan dengan cara atau proses yang sederhana yaitu berupa penguapan
minyak dari daun dan kemudian dikondensasikan.
Selanjutnya dilakukan pemisahan
antara komponen minyak dengan air, yang
diperoleh dari semua bahan cair yang
diperoleh dalam proses kondensasi.
Proses Produksi
Pengolahan daun kayu putih dimaksudkan untuk
mengekstrak minyak kayu putih yang ada pada daun tanaman ini. Proses produksi
dalam pembuatan minyak kayu putih diawali dengan pemetikan daun kayu putih.
Dalam proses pemetikan ada 2 macam cara, yaitu:
1.
Pemetikan sistem rimbas, yaitu tegakan pohon kayu putih yang berumur 5 tahun ke
atas,dengan ketinggian 5 meter, daunnya dipangkas. Satu tahun berikutnya,
setelah tanaman kayu putih sudah mempunyai daun yang lebat, kemudian bisa
dilakukan perimbasan lagi.
2.
Pemetikan sistem urut, yaitu dengan cara dipotong dengan menggunakan alat (arit)
khusus untuk daun-daun yang sudah cukup
umur. Cara ini menjadi kurang praktis, karena pemetik harus
memilih daun satu per satu.
Pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau,
pada saat sudah tidak banyak turun hujan sehingga tidak mengganggu pekerjaan
pemetikan daun. Di samping itu, jika pemetikan dilakukan pada awal musim
kemarau, pada akhir musim hujan (awal musim kemarau)
tiap tanaman telah menumbuhkan daun dalam jumlah
yang cukup banyak. Dengan demikian, pemetikan atau pengambilan daun-daun kayu
putih dapat dilakukan sekali dalam satu tahun, jika pertumbuhan tanaman subur.
Setelah pemetikan daun, daun kayu putih
yang siap untuk disuling disimpan terlebih dahulu.
Penyimpanan dilakukan dengan menebarkan daun
di lantai yang kering dan memiliki ketinggian sekitar 20cm, dengan kondisi suhu
kamar dan sirkulasi udara terbatas. Dalam
penyimpanan ini, daun-daun tidak boleh disimpan dalam
karung karena akan mengakibatkan minyak yang dihasilkan berbau apeg dan kadar
sineol dalam minyak rendah. Penyimpanan daun dilakukan maksimal selama satu
minggu. Kerusakan minyak kayu putih akibat penyimpanan terutama terjadi karena
proses hidrolisis dan pendamaran komponen-komponen yang terdapat dalam
daun. Pengaruh hidrolisis ini dapat dicegah
dengan menyimpan daun di tempat yang kering dengan sirkulasi udara
sekecil mungkin. Sedangkan pengaruh pendamaran dapat
diminimalkan dengan mempersingkat waktu penyimpanan dan
menurunkan suhu penyimpanan.
Dalam proses
selanjutnya, daun kayu putih
masuk dalam proses pembuatan minyak kayu
putih. Proses penyulingan minyak kayu putih ini terbagi dalam 3 tahap, yaitu:
1. Pembuatan Uap
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan uap
sebagai pensuplai uap panas antara lain:
a) Boiler berfungsi untuk
memproduksi uap yang akan digunakan untuk mendestilasi minyak kayu putih dari
daun kayu putih pada bak daun yang dihasilkan air yang berasal dari water
softener yang dimasukkan ke dalam boiler dengan pompa. Pada boiler
dilengkapi dengan panel automatic, yang berfungsi sebagai pengontrol
boiler agar aman dan berfungsi dengan baik. Panel automatic
juga berfungsi mengontrol boiler untuk berhubungan dengan kipas
penghisap asap keluar, pompa pengisi air boiler dan pompa water softener.
b) Ruang Bakar berfungsi
sebagai tempat pembakaran bahan bakar dari
daun bekas masak kayu putih (bricket) dan sebagai tempat pemanasan air
awal yang dihubungkan dengan boiler. Konstruksi dinding api dari pipa-pipa uap yang
melengkung dan menjadi satu di atas
dengan pipa uap diameter 10” dan digabungkan dengan uap yang
terbentuk di boiler. Lantai ruang bakar terbuat dari semen tahan api dan
berlubang-lubang untuk pemasukan udara segar dari luar yang dihisap oleh
exhaust fan.
c) Exhaust Fan berfungsi
menghisap udara panas yang telah dipakai untuk memanasi ruang bakar dari ketel
uap dan memasukkan udara segar ke dalam ruang bakar untuk kemudian dihembuskan
ke cycloon.
d) Cycloon berfungsi memisahkan
debu yang terhisap dari boiler oleh exhaust fan agar tidak keluar ke udara
bebas.
e) Chimney berfungsi mengalirkan
asap pembakaran ke udara. Sedangkan untuk pengumpan air digunakan alat-alat
sebagai berikut.
f) Pompa feeding water berfungsi memompa
air untuk masuk ke dalam boiler secara otomatis dari tangki air
umpan yang telah dilunakkan dalam tangki
water softener.
g) Water softener berfungsi
melunakkan air yang masuk ke dalam
boiler dari kadar kapur, agar tidak mudah membentuk lapisan kapur
yang menempel di bagian dalam boiler.
h) Feed pump water softener berfungsi memompa
air yang akan dilakukan ke dalam water softener dari bak air.
i) Feed tank berfungsi menyimpan
air yang sudah dilewatkan water softener dan sudah lunak untuk dipompa
masuk ke dalam boiler.
2. Penguapan Daun
Alat-alat yang digunakan pada penguapan atau
pemasakan daun adalah sebagai berikut:
a) Bak Daun berfungsi sebagai wadah untuk keranjang yang
berisi daun kayu putih yang akan diberi uap panas dari ketel uap. Kapasitas bak
adalah 1.500 kg. Jumlah bak daun di pabrik ini ada 2 unit.
b) Keranjang Daun berfungsi untuk tempat daun kayu putih yang
akan dimasak / diuapi dalam bak daun, sehingga mudah untuk dimasukkan dan
dikeluarkan. Kapasitas keranjang adalah 1.250 kg daun kayu putih.
Jumlahnya 2 unit.
c) Hoist Crane berfungsi untuk memasukkan dan mengangkat
keranjang daun dari bak daun yang akan dan telah selesai dimasak. Kapasitas
daya angkat 1 ton, sedang jumlahnya 1 buah.
3. Pendinginan dan Pemisahan Minyak
dengan Air
Alat-alat yang digunakan
pada proses pendinginan uap minyak daun kayu
putih, antara lain adalah:
a. Condensor berfungsi mengembunkan uap minyak air dan uap
air yang keluar dari ketel uap untuk dijadikan cairan dengan cara didinginkan.
b. Pompa air condenser berfungsi memompa air
pendingin dari bak air pendingin
untuk dipompa masuk ke dalam condensor dan keluar lagi menuji
cooling tower.
c. Cooling tower berfungsi mendinginkan air dari bak air yang
akan dialirkan melalui condensor, dari suhu 1040F (400C) menjadi 920F (330C).
Sedangkan untuk memisahkan air dengan minyak
kayu putih, alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Separator berfungsi memisahkan minyak
kayu putih dari air yang keluar
bersamaan dari kondensor dengan menggunakan sistem gravitasi. Air akan
keluar dari bagian bawah dan langsung
dibuang ke sungai, sedangkan minyak
kayu putih akan keluar
bagian atas. Proses pemisahan ini dikontrol
melalui kaca pengamat.
b) Tangki penampung minyak kayu
putih berfungsi menampung minyak kayu putih dari
separator. Kapasitas 200 liter.
Secara umum proses pembuatan minyak kayu putih
adalah sebagai berikut:
1. Daun kayu putih dipetik terlebih dahulu
dari pohonnya kemudian baru dilakukan penyulingan secara sederhana
2. Setelah itu daun minyak kayu putih
dimasukkan diatas rak dalam ketel tempat perebusan dan pada dasar ketel diisi
air yang dibakar menggunakan tung
ku,ketel ditutup rapat agar uapnya tidak
keluar. Disebelah ketel tersebut ada bak penampung air yang merupakan salah
satu tahap penyulingan
3. Uap dari daun yang direbus didinginkan
hingga menjadi minyak air putih yang keluar dari pipa penyulingan dengan
sendirinya.penyulingan berlangsung kurang lebih 20 menit.
4. Setelah minyak kayu putih keluar dilakukan
pengemasan, namun sebelum dilakukan pengemasan. Minyak kayu putih disaring
terlebih dulu dengan kapas, kemudian baru dimasukkan dalam botol dan ditutup
dengan rapat.selain dapat menghasilkan minyak kayu putih, batang dan daun yang
telah dimasak dikeringkan kembali yang kemudian bisa digunakan untuk pembakaran
minyak kayu putih tersebut.kemudian minyak kayu putih siap untuk dipakai
Gambar 2. Minyak Kayu
Putih Siap dikemas
Selain itu, ada beberapa
cara untuk mendapatkan minyak kayu putih :
A. Dengan cara penyulingan: dari 800 g daun kayu putih dapat diperoleh
minyak atsiri sebanyak 3 ml.
Cara yang bisa digunakan adalah mempersiapakan alat destilasi, kemudian
menimbang daun kayu putih seperti yang diinginkan dan dimasukkan ke dalam alat
destilasi, ditambahkan dengan aquades secukupnya (hingga terdapat rongga
dilapisan bawah), kemudian dilakukan penyulingan dengan alat destilasi hingga
mencapai 1 erlenmayer penuh yang berisi campuran air dan minyak. Selanjutnya
campuran air dan minyak dipisahkan dengan eter menggunakan corong pisah dan
didapatkan campuran eter dan minyak. Langkah terakhir adalah membiarkan eter
menguap dan mulai diambil minyak atsiri yang terdapat dalam kayu putih. Hasil
yang diperoleh dinyatakan dalam persen rendemen (%) dengan menggunakan rumus
perhitungan sebagai berikut: Rendemen (%) = berat minyak x 100% berat awal
Ada beberapa cara penyulingan, yaitu (Putih, 2007):
- Penyulingan dengan air (water
destilation)
Awalnya, daun kayu putih dicacah, hasil cacahan daun kayu putih yang akan
disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Minyak atsiri yang
dihasilkan kemudian dibawa oleh uap air pada suhu 40-50 ºC yang kemudian
didinginkan dengan dialirkan melalui pipa pendingin dan hasil sulingannya
adalah minyak atsiri yang belum murni.
2. Penyulingan dengan air dan uap (water
and steam destilation)
Cacahan daun kayu putih ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah
dan tengahnya berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan.
Ketel diisi dengan air sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah
saringan, uap air bersama minyak atsiri dialirkan melalui pipa pendingin,
selanjutnya hasil sulingan dihasilkan minyak atsiri.
B. Pembuatan ekstrak etanol daun kayu putih
75 gram serbuk daun kayu putih dibungkus dengan kertas saring dan kedua
ujungnya diikat dengan benang. Sampel dimasukkan dalam rangkaian alat Soxhlet
pelarut etanol 96 % ditambahkan (2,5 kali sirkulasi). Ekstraksi dilakukan
dalam beberapa kali sirkulasi sampai larutan di dalam tabung Soxhlet berwarna
jernih. Ekstrak yang dipero-leh, diuapkan dalam penangas air hingga pelarut
menguap sampai tidak tercium bau etanol. Hasil ditimbang dan dibuat seri
sediaan dengan pensuspensi CMC-Na 1 % (Pratita, 2007).
C. Dengan cara perendaman dalam air panas untuk mengeluarkan ekstrak kayu
putih
Selain cara penyulingan menggunakan alat destilasi dan menggunakan
rangkaian alat Soxhlet diatas, juga dapat diseduh, yaitu dengan cara
merendam daun kayu putih dalam air panas yang bertujuan untuk mengeluarkan
ekstrak kayu putih yang selanjutnya dapat diminum seperti teh sebagai obat
batuk, sakit kepala, sakit gigi, dll.
STANDAR MUTU
Karena penggunaannya yang luas tersebut, mutu
minyak kayu putih yang dijual di pasaran perlu mendapat perhatian. Untuk
memenuhi tuntutan mutu tersebut, lahirlah standar nasional kayu putih yang
diusulkan oleh PT. Perhutani (persero) melalui Pantek 55S Kayu, bukan kayu dan
produk kehutanan, yaitu SNI 06-3954-2001. Standar tersebut menetapkan istilah
dan definisi, syarat mutu, cara uji, pengemasan dan penandaan minyak kayu putih
yang digunakan sebagai pedoman pengujian minyak kayu putih yang diproduksi di
Indonesia.
Mutu minyak kayu putih diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu mutu Utama (U) dan mutu Pertama (P). Keduanya dibedakan oleh
kadar cineol, yaitu senyawa kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang
terdapat dalam minyak atsiri seperti kayu putih. Minyak kayu putih mutu U
mempunyai kadar cineol ≥ 55%, sedang mutu P kadar cineolnya kurang dari 55%.
Secara umum, kayu putih dikatakan bermutu
apabila mempunyai bau khas minyak kayu putih, memiliki berat jenis yang diukur
pada suhu 15ºC sebesar 0,90 - 0,93, memiliki indeks bias pada suhu 20ºC
berkisar antara 1,46 - 1,47 dan putaran optiknya pada suhu 27,5ºC sebesar (-4)o
- 0o. Indeks bias adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
sinus sudut datang dengan sinus sudut bias cahaya, sedangkan yang dimaksud
putaran optik adalah besarnya pemutaran bidang polarisasi suatu zat.
Disamping itu, minyak kayu putih yang bermutu
akan tetap jernih bila dilakukan uji kelarutan dalam alkohol 80%, yaitu dalam
perbandingan 1 : 1, 1 : 2, dan seterusnya s.d. 1 : 10. Dalam minyak kayu putih
tidak diperkenankan adanya minyak lemak dan minyak pelican. Minyak lemak
merupakan minyak yang berasal dari hewan maupun tumbuhan, seperti lemak sapi
dan minyak kelapa, yang mungkin ditambahkan sebagai bahan pencampur dalam
minyak kayu putih. Demikian juga minyak pelican yang merupakan golongan minyak
bumi seperti minyak tanah (kerosene) dan bensin biasa digunakan sebagai bahan
pencampur minyak kayu putih, sehingga merusak mutu kayu putih tersebut.
Bagian terpenting dalam standar tersebut,
selain penetapan mutu di atas, adalah cara uji untuk mengetahui mutu minyak
kayu putih, baik yang tercantum di dalam dokumen maupun kemasan. Pengujian
dilakukan dengan dua cara, yaitu cara uji visual dan cara uji laboratories.
Cara uji visual dilakukan untuk uji bau, sedangkan uji laboratories
dilaksanakan untuk menguji kadar cineol, berat jenis, indeks bias, putaran
optik, uji kelarutan dalam alkohol 80%, kandungan minyak lemak dan kandungan
minyak pelican.
Minyak kayu putih merupakan salah satu produk
kehutanan untuk tujuan ekspor yang penerapan standarnya bersifat wajib. Selain
minyak kayu putih, produk kehutanan yang penerapan standarnya diwajibkan oleh
Pemerintah adalah produk kayu lapis dan gambir.
Sumber : SNI 06- 3954- 2006
KEGUNAAN
Minyak kayu putih telah digunakan sejak lama
karena mempunyai sifat antiseptik dan antibakteri. Minyak ini sering digunakan
sebagai obat rumah untuk pilek, infeksi sinus, hidung tersumbat, flu dan
masalah pernapasan. Menerapkan beberapa tetes minyak kayu putih di sapu tangan
juga merupakan praktik umum. Masih banyak jutaan khasiat minyak kayu putih
dalam kehidupan.
Minyak kayu putih adalah salah satu minyak
esensial yang memegang kepentingan besar dalam bidang aroma terapi. Minyak ini
memiliki sifat anti-bakteri dan anti-mikroba yang sangat baik sehingga sering
digunakan dalam sabun, deodoran, lotion, parfum dan produk kebersihan lainnya.
Minyak kayu putih dapat digunakan untuk
mengobati masalah kulit, memar dan gangguan kulit.
Minyak kayu putih juga bermanfaat dalam kasus
sakit gigi, karena itu adalah minyak ini adalah bahan yang umum dalam produk
perawatan gigi seperti pasta gigi, obat kumur, dll.
Campuran beberapa tetes minyak kayu putih di
dalam air mandi anjing peliharaan Anda dapat melindungi anjing Anda dari kutu
dan parasit lainnya.
Mencampur sedikit minyak kayu putih dengan
minyak lain untuk pijat memiliki efek yang sangat menenangkan pada tubuh dan
pikiran. Sebab sifatnya membantu menghilangkan pikiran yang lelah, badan pegal,
dan nyeri otot.
Minyak kayu putih adalah stimulan yang sangat
baik dan membantu dalam meningkatkan sirkulasi darah dengan meningkatkan
aktivitas jantung.
Minyak kayu putih juga digunakan sebagai
penyedap dalam produk-produk makanan tertentu seperti kembang gula atau makanan
yang dipanggang.
Saat berkemah jangan lupa untuk membawa
sebotol minyak kayu putih karena sangat efektif terhadap gigitan serangga,
sengatan dan ruam kulit. Minyak tersebut juga baik untuk mengusir nyamuk
Desinfektan. Minyak kayu putih bila
dicampurkan dengan air dapat menghasilkan desinfektan rumah tangga yang efektif
dan mudah dibuat.
Sebagai obat batuk. Campurkan beberapa tetes
minyak kayu putih dalam segelas air hangat dan gunakan untuk berkumur. Ini akan
mengurangi rasa sakit dan tenggorokan Anda akan merasa jauh lebih baik.
Minyak kayu putih membantu dalam
mengendalikan kadar gula darah.
sumber :
http://www.aamboyz.blogspot.com/2010/04/sekilas-tentang-minyak-pohon-kayu-putih.html
http://amrullha.wordpress.com/minyak-kayu-putih/
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_kayu_putih
http://www.merdeka.com/sehat/khasiat-minyak-kayu-putih-yang-menakjubkan.html
http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/info_5_1_0604/isi_6.htm
http://intisari-online.com/read/11-khasiat-minyak-kayu-putih
0 komentar:
Posting Komentar